DI TERBITKAN OLEH CV.BINTANG PRODUCTION TLP. 08990824866 KANTOR PERWAKILAN KP.KUBANG AWAN CIRUAS ,KANTOR PUSAT PERUM BSB BLOCK DD 6 NO. 5 KEC. KOTA SERANG, KOTA SERANG. PIMRED : NURHAYATI, OPERATOR : DYT, KRU 5 0RANG MEDIA BP ONLINE, TURUT SERTA BERPARTISIPASI DALAM PEMBANGUNAN PROVINSI BANTEN SEJAHTERA BERDASARKAN IMAN DAN TAQWA. SERTA MEMBANTU MEMBERIKAN IMFORMASI KEPADA SELURUH MASYARAKAT BANTEN TELITI DAN BERIMBANG BERDASARKAN UU PRES NO. 40 THN 1999.
Rabu, 18 November 2015
Selasa, 17 November 2015
Jumat, 16 Oktober 2015
Minggu, 04 Oktober 2015
Minggu, 27 September 2015
Sabtu, 19 September 2015
Kamis, 03 September 2015
Minggu, 16 Agustus 2015
Senin, 10 Agustus 2015
Minggu, 09 Agustus 2015
Kepala Seksi (Kasi) Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (AMPL) Dinas Sumber Daya Air dan Pemukiman (DSDAP) Banten Adib Solihin
Laporan: Nurhayati / novita
Disisi lain kepala seksi air minum dan penyehatan
lingkungan ( AMPL ) DSDAP Prov. Banten mengemukakan sbb: Konsep tersebut
menggunakan prinsip-prinsip pembangunan air minum dan penyehatan lingkungan
berbasis masyarakat, seperti pilihan yang diinformasikan sebagai dasar dalam
pendekatan tanggap kebutuhan, karena air merupakan benda sosial dan ekonomi,
pembangunan berwawasan lingkungan, peran aktif masyarakat, serta penerapan
prinsip pemulihan biaya.
Ditambahkan, program Sanimas yang mulai
digulirkan sejak tahun 2010 lalu itu, didukung penuh pembiayaannya oleh Dana
Alokasi Khusus (DAK) bidang Sanitasi yang sudah terpisah dengan DAK bidang Air
Minum.
Selain itu kata Adib, program ini juga didukung
oleh pendanaan APBN Direkotrat Jenderal Cipta Karya, Kementerian PU dan
Perumahan Rakyat, dan pemerintah pusat juga mendorong pembangunan fasilitas
sanimas melalui dukungan dana luar negeri dan dana APBD melalui berbagai
kerangka program.
Adib Solihin mengungkapkan, pada tahun 2015 ini
Pemerintah Provinsi Banten telah menyiapkan anggaran hingga Rp 90 miliar, untuk
pembangunan sarana air bersih. Dana tersebut kata Adib, dipergunakan untuk
membangun lebih dari 600 titik sarana air bersih di sejumlah daerah.
“Tahun ini pembangunannya lebih dari 600 titik
sarana air bersih,” pungkasnya. (ADV)
Selasa, 30 Juni 2015
Senin, 15 Juni 2015
Sabtu, 13 Juni 2015
PENYELENGGARAAN REHABILITASI, OPERASI DAN PEMELIHARAAN IRIGASI DI PROVINSI BANTEN
Laporan: Nurhayati
Serang ,,,,,,juni 2015
Serang ,,,,,,juni 2015
Perkembangan Irigasi di Provinsi Banten,
sebagaimana juga di daerah lain di Indonesia dapat dibagi atas 3 fase
perkembangan, yaitu :
- Fase Pertama Pembangunan irigasi oleh masyarakat tani ribuan tahun yang lalu berlangsung sejak abad ke 16 sebelum masehi dimulai dengan sawah tadah hujan dan kemudian disusul dengan penemuan teknologi mengalihkan air dari sungai. Walaupun teknologi pengambilan air tersebut bersifat sederhana yaitu pengambilan bebas (free intake). Irigasi Subak di Bali adalah contoh irigasi ini.
- Fase kedua adalah fase pengaturan antara irigasi masyarakat dan irigasi yang dibangun pemerintah. Sejak pertengahan abad ke-19 irigasi dalam skala besar dibangun oleh pemerintah kolonial Belanda. Fase ini berlangsung lebih dari satu abad (1948 -1970).
- Fase ketiga adalah dominan peranan pemerintah dalam pembangunan dan pengelolaan irigasi. Pada fase ini pembangunan irigasi dilakukan secaa besar-besaran dengan tujuan mewujudkan tercapainya swasembada beras. Adanya teknologi revolusi hijau yang responsif terhadap air memerlukan upaya perbaikan infrastruktur irigasi yang sudah ada dan perluasan irigasi khususnya di luar pulau Jawa. Dana disediakan melalui APBN dan bantuan luar negeri IBRD/IDA. Dengan adanya dukungan finansial yang kuat pemerintah melalui proyek PROSIDA ikut memperbaiki sistem irigasi primer, sekunder bahkan tersier dengan memperkenalkan rancang bangun yang standar seperti box tersier.
Dalam PP No. 20 Tahun 2006
tentang Irigasi, yang dimaksud dengan irigasi adalah usaha penyediaan,
pengaturan, dan pembuangan air irigasi untuk menunjang pertanian yang jenisnya
meliputi irigasi permukaan, irigasi rawa, irigasi air bawah tanah, irigasi
pompa, dan irigasi tambak.
Sedang secara teknis Irigasi
adalah suatu sistem tata cara pembagian air dari sumbernya baik berupa mata
air, sungai atau waduk yang ekonoimis dan pengadaannya dapat berlangsung setiap
musim (musim penghujan dan musim kemarau).
Didalam suatu daerah irigasi
terdapat komponen-komponen penunjangnyanya seperti :
- Bendung/bangunan utama, dimana air diambil dari sumbernya, umumnya dari sungai dan waduk.
- Sistem jaringan saluran pembawa, berupa saluran yang mengalirkan air irigasi kepetak-petak sawah
- Sistem pembuangan, saluran ini terletak diluar daerah irigasi yang berfungsi untuk membuang kelebihan air ke sungai atau saluran – saluran pembuang alam.
- Bangunan bagi, bagi sadap, dan bangunan sadap, berfungsi untuk mengambil dan mengatur pembagian air kepetak sawah secara proposional.
- Bangunan pelengkap, yaitu suatu bangunan yang dibuat untuk mengatasi suatu rintangan alam (talang, siphon,gorong-gorong), atau dibuat berdasarkan alasan teknis (bangunan terjun, got miring).
- Dan lain-lainnya.
Langganan:
Postingan (Atom)