Sabtu, 13 Juni 2015

DPU KOTA SERANG IKLAN RAMADHAN 1436 H / 2015 M

Laporan: Nurhayati

DINSOS PROV.BANTEN IKLAN RAMADHAN 1436 H / 2015M

Laporan : Nurhayati / Gunawan


PENYELENGGARAAN REHABILITASI, OPERASI DAN PEMELIHARAAN IRIGASI DI PROVINSI BANTEN

Laporan: Nurhayati

 Serang ,,,,,,juni 2015



Perkembangan Irigasi di Provinsi Banten, sebagaimana juga di daerah lain di Indonesia dapat dibagi atas 3 fase perkembangan, yaitu :
  • Fase Pertama Pembangunan irigasi oleh masyarakat tani ribuan tahun yang lalu berlangsung sejak abad ke 16 sebelum masehi dimulai dengan sawah tadah hujan dan kemudian disusul dengan penemuan teknologi mengalihkan air dari sungai. Walaupun teknologi pengambilan air tersebut bersifat sederhana yaitu pengambilan bebas (free intake). Irigasi Subak di Bali adalah contoh irigasi ini.
  • Fase kedua adalah fase pengaturan antara irigasi masyarakat dan irigasi yang dibangun pemerintah. Sejak pertengahan abad ke-19 irigasi dalam skala besar dibangun oleh pemerintah kolonial Belanda. Fase ini berlangsung  lebih dari satu abad (1948 -1970).
  • Fase ketiga adalah dominan peranan pemerintah dalam pembangunan dan pengelolaan irigasi. Pada fase ini pembangunan irigasi dilakukan secaa besar-besaran dengan tujuan mewujudkan tercapainya swasembada beras. Adanya teknologi revolusi hijau yang responsif terhadap air memerlukan upaya perbaikan infrastruktur irigasi yang sudah ada dan perluasan irigasi khususnya di luar pulau Jawa. Dana disediakan melalui APBN dan bantuan luar negeri IBRD/IDA. Dengan adanya dukungan finansial yang kuat pemerintah melalui proyek PROSIDA ikut memperbaiki sistem irigasi primer, sekunder bahkan tersier dengan memperkenalkan rancang bangun yang standar seperti box tersier.
Dalam PP No. 20 Tahun 2006 tentang Irigasi, yang dimaksud dengan  irigasi adalah usaha penyediaan, pengaturan, dan pembuangan air irigasi untuk menunjang pertanian yang jenisnya meliputi irigasi permukaan, irigasi rawa, irigasi air bawah tanah, irigasi pompa, dan irigasi tambak.
Sedang secara teknis Irigasi adalah suatu sistem tata cara pembagian air dari sumbernya baik berupa mata air, sungai atau waduk yang ekonoimis dan pengadaannya dapat berlangsung setiap musim (musim penghujan dan musim kemarau).
Didalam suatu daerah irigasi terdapat komponen-komponen penunjangnyanya seperti :
  1. Bendung/bangunan utama, dimana air diambil dari sumbernya, umumnya dari sungai dan waduk.
  2. Sistem jaringan saluran pembawa, berupa saluran yang mengalirkan air irigasi kepetak-petak sawah
  3. Sistem pembuangan, saluran ini terletak diluar daerah irigasi yang berfungsi untuk membuang kelebihan air ke sungai atau saluran – saluran pembuang alam.
  4. Bangunan bagi, bagi sadap, dan bangunan sadap, berfungsi untuk mengambil dan mengatur pembagian air kepetak sawah secara proposional.
  5. Bangunan pelengkap, yaitu suatu bangunan yang dibuat untuk mengatasi suatu rintangan alam (talang, siphon,gorong-gorong), atau dibuat berdasarkan alasan teknis (bangunan terjun, got miring).
  6. Dan lain-lainnya.

 



Rabu, 10 Juni 2015

LELANG SAMBUNG JALAN BETONASE CIRUAS - WALANTAKA KEMUNGKINAN DI LAKSANAKAN TAHUN 2015 INI

laporan: Nurhayati / Dyt



Meskipun sambung jalan betonase antara ciruas – walantaka masih tersisa beberapa puluh meter lagi, sejauh ini terlihat masih lancar kendaraan lalu lalang dari Ciruas – Walantaka atau sebaliknya. Meski jalan berdebu bila keadaan cuaca panas dan nampak seperti kubangan bila keadaan cuaca hujan lebat yang di sebabkan jalan berlubang dan batu – batu besar menonjol namun hingga saat ini masih tampak lancar walau sesekali sering macet akibat ramai kendaraan di lampu merah Ciruas. Sesekali terlihat masyarakat, fihak Kecamatan, Koramil turut membantu memperbaiki jalan ini demi untuk kenyamanan dan kebersamaan pengendara truk, bis, sepeda motor, pejalan kaki dll.
Ditemui Kasi pembangunan Jalan dan Jembatan Dinas Bina Marga dan Tata Ruang ( DBMTR ) Provinsi Banten REZA mengatakan “ kemungkinan bila lelang berjalan sesuai dengan harapan kami serta berjalan lancar maka pembangunan akan di laksanakan tahun 2015 ini, sebab anggaranya telah siap. kita sama – sama berdo’a saja moga segalanya berjalan dengan baik dan sesuai harapan, ada satu lagi kendalanya mengapa di tahun lalu pembangunan terhenti selain anggaranya telah habis ada penyebab lainya yaitu persis dijalan yang belum di bangun itu ada gorong2 selebar jln di jalur itu yang harus di perhitungkan agar bila hujan lebat air tetap ancar dan tidak banjir,,,,,’’ jelas REZA singkat.